Kemajemukan yang
menjadi ciri dasar kebudayaan Indonesia telah melahirkan berbagai jenis dan
bentuk ekspresi seni rupa Indonesia lama. Berdasarkan karya yang ditemukan,
seni rupa Indonesia dibagi menjadi empat zaman, yaitu kebudayaan prasejarah,
purba, madya, dan zaman baru atau modern. Keragaman karya seni rupa dari masa
prasejarah, Klasik Hindu, dan Islam, tidak hanya timbul karena pengaruh budaya
asing secara tidak merata, tetapi juga karena proses kelahiran dan perkembangannya
dipengaruhi lingkungan alamnya.
Jati diri seni
rupa Indonesia-Hindu diidentifikasikan sebagai local genius yang mengalami
proses akulturasi dan inkulturasi selama berabad-abad. Manifestasi dan
keragaman gaya ekspresinya berlandaskan kesinambungan nilai-nilai tradisi seni
asli Indonesia yang diperkaya dengan unsur seni dari luar seperti dari Cina dan
Campa.
Corak kebudayaan
feodal zaman Hindu masih dipertahankan dan mewarnai bentuk ungkapan seni zaman
kekuasaan raja-raja Islam. Pembentukan budaya Islam yang berasal dari India dan
Gujarat menjadikan kebudayaan Hindu-Parsi ikut mewarnai kebudayaan Islam di
Indonesia. Tradisi Hindu yang didominasi oleh ragam hias floralistis menjadi
gaya khas seni hias Islam di Indonesia.
Dokumentasi karya
seni ini menunjukkan pluralitas gaya ekspresi seni rupa Indonesia sejak masa
pemerintahan kolonial kehilangan makna sebagai hasil kesinambungan tradisi yang
mampu menghasilkan ciptaan baru. Persinggungan dengan kebudayaan Eropa yang
hanya didasari kepentingan perdagangan dan militer saja mengakibatkan
kebudayaan barat tidak berhasil membentuk kesenian dengan nilai artistik utuh.
Bentuk karya cipta seni rupa yang menyerupai budaya barat hanya merupakan
peniruan kesenian asing tanpa melali proses akulturasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar